Sabtu, 04 Januari 2014

Laporan Geologi Dasar_Identifikasi Batuan Beku


LAPORAN
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
ACARA II
IDENTIFIKASI BATUAN BEKU



NAMA                    :    HASRUL ABIDIN
STAMBUK            :    F1H1 12 O13
PRODI                   :    TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS           :    MIPA
KELOMPOK        :    III
     1.      HASRUL ABIDIN
     2.      MIJAWATI
     3.      WA ODE ZAMRIANAS
     4.      WIDYA MEITA CHRISTIN
     5.      NILUH FRISTYA
     6.      JEFRI ADITOMO
ASISTEN              :    LISNA HERMAWATI

LABORATORIUM KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013





ACARA 2
IDENTIFIKASI BATUAN BEKU
2.1. Tujuan.
            Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum Identifikasi Batuan Beku adalah sebagai berikut :
1.      Praktikan mampu mengidentifikasi batun beku.
2.      Praktikan mampu mengklasifikasikan batuan beku.
2.2.  Landasan Teori
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu:
1.      Warna
2.      Tekstur
3.      Struktur
4.      Komposisi mineral pembentuk batuan
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di bawah permukan (intrusif) maupun di atas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unut-unit kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain.
a.      Warna
Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan beku itu sendiri. Mineral-mineral tersebut biasanya dibedakan menjadi dua kelompok, yakni: berwarna cerah (bersifat asam/ felsic) dan berwarna gelap (bersifat basa/ mafic). Beberapa ciri warna pada mineral yang penting pada batuan beku:

·         Kwarsa                  :   berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki
belahan.
·         Mika                      :   apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila
berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
·         Feldspar                :   apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas
(bidang belah tegak lurus/ 90o), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar)
·         Olivin                    :   hijau (butiran/ granular), atau biasanya berwarna
kuning kehijauan seperti gula pasir.
·         Piroksen                :   hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
·         Amfibol                 :   hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
·         Oksida besi           :   kuning-coklat kemerahan.
b.      Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan beku:
1.      Faneritik          : bila butiran-butiran mineral dapat dilihat dengan mata
telanjang. Bila faneritik dengan ukuran yang seragam, maka disebut faneritik granular.
2.      Afanitik           : bila butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.
3.      Porfiritik          : bila mineral butiran yang besar (fenokris-nya) dikelilingi
mineral-mineral yang berukuran butir lebih kecil (massa dasar-nya)
4.      Glassy (gelas)  : bila batuan beku tersusun oleh gelas/ kaca.
5.      Fragmental      : bila batuan beku terdiri dari fragmen (bagian-bagian) batuan
beku hasil erupsi gunung api.
c.       Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan beku:
1.      Massif             : bila batuan tersebut pejal, tanpa retakan maupun lubang gas.
2.      Jointing           : bila batuan tampak memiliki retakan.
3.      Vesicular         : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas.
4.      Aliran              : bila batuan tersebut memiliki kesan orientasi sejajar seperti
aliran/ sisipan, baik oleh Kristal maupun lubang gas.
5.      Amygdaloidal             : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas yang terisi
oleh mineral-mineral sekunder yang terbentuk setelah pembekuan magma.
d.      Komposisi Mineral
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada poin pertama, praktikan telah dijelaskan berbagai macam warna mineral penyusun batuan beku. Warna mineral sangat membantu para praktikan dalam mengetahui jenis-jenis mineral apa saja yang ada pada batuan beku. Mineral-mineral yang umum terdapat pada batuan beku, antara lain: kwarsa, mika, feldspar, olivine, piroksen. Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf, antara lain: kwarsa, mika, feldspar, karbonat, mineral lempung (Anonim, 2013 : 8-10)
            Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pembekuan magma. Magma adalah massa batuan dalam bentuk/keadaan cair, bersuhu sangat tinggi (10000C-20000C). Magma berada dalam bumi pada suatu tempat yang disebut sebagai dapur magma. Letak kedalaman, volume, dan sifat-sifat dapur magma bermacam-macam. Magma umumnya mengandung bermacam-macam gas. Gas-gas yang ada dalam magma mempunyai energi yang besar, sehingga mendorong magma ke atas hingga kadang-kadang mencapai permukaan Bumi, seperti yang terjadi pada gunung api aktif yaitu gunung merapi/gunung berapi. Komposisi mineral batuan beku tidak selalu sama dengan magma asalnya karena ada kemungkinan bereaksi dengan batuan yang dilalui atau yang diterobos (http://beaprofesor.wordpress.com)
            Batuan beku adalah produk akhir dari konsolidasi magma, magma cair dengan komposisi dasar silikat, kaya unsur volatile dan terbentuk di bawah permukaan Bumi/dalam Bumi oleh massa yang solid. Pencairan sebagian lapisan Bumi berlangsung di bawah kerak (mantel), tempat kita hidup yang menghasilkan magma primer, biasanya dengan komposisi berupa basaltik yang datang ke permukaan Bumi dengan cara letusan (batuan vulkanik/ekstrusif) atau dengan injeksi ke lapisan atau celah di kerak pada kedalaman tertentu. Magma lainnya, berasal dari lelehan basaltik melalui proses diferensiasi. Sebaliknya , massa batuan asal saat berada di permukaan perlahan-lahan tenggelam ke kedalaman tertentu karena posisinya yang berada di luar equillibrium isostatic dan dapat mencapai suhu dan tekanan dimana beberapa mineral dengan titik leleh rendah yang menyatu atau meleleh, dan inilah yang dinamakan massa magmatik yang kemudian menghasilkan batuan beku baru
(simon,1988:415-416)
            Ada delapan mineral yang umum di jumpai di batuan beku dan biasa disebut sebagai mineral batuan beku (igneous mineral). Mineral-mineral tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Mineral Asam = Felsic Minerals = Nonferromagnesian silicates. Mineral-mineral ini tersusun atas unsur silica dan alumina. Mineral ini berwarna cerah dan umumnya disebut mineral asam (felsik), kecuali plagioklas Ca. Mineral-mineral tersebut adalah: Kuarts, Muskovit, Feldspar Ortoklas, dan Feldspar Plagioklas. Dan mineral Basa = Mafic Minerals = Ferromanesian minerals. Mineral-mineral yang tersusun oleh unsur-unsur besi, magnesium dan kalsium, berwarna gelap dan biasa disebut mineral basa (mafik). Mineral-mineral tersebut adalah: Biotit, Olivine, Piroksin, Hornblende (http://fhey-three.blogspot.com)

“Igneous rocks are records of the thermal history of Earth.Their origin is closely associated with the movement of tectonic plates, and they play an important role in the spreading of seafloor, the origin of mountains, and the evolution of continents.The best-known examples of igneous activity are volcanic eruptions, in which liquid rock material works its way to the surface and erupts from volcanic fissures and vents such as those shown above. Less obvious, although just as important, are the enormous volumes of liquid rock that never reach the surface but remain trapped in the crust, where they cool and solidify”.
Artinya : Batuan beku adalah arsip/genesa dari sejarah yang berkenaan dengan panas tentang asal terbentuknya Bumi . Batuan beku tersebut lekat hubungannya dengan pergerakan plat/lempeng tektonis, dan berperan penting dalam penyebaran seafloor/lantai samudera, asal dari pegunungan, dan contoh/simulasi evolusi dari benua-benua. Yang paling penting untuk diketahui dari batuan beku adalah terbentuk dari aktivitas letusan  volkanis, di mana batuan cair (magma) berusaha menerobos perbentengan material kulit bumi/permukaan dan meletus melewati  celah-celah sempit pada lapisan kulit bumi seperti yang tertera di atas.
Kenyataan yang tidak kalah penting, adalah volume yang mahabesar dari batuan beku cair yang tidak pernah menjangkau permukaan,  melainkan terjerat dan mengeras di kulit Bumi,, di mana mereka mengalami proses kristalisasi (Hamblin, 2004:80)






2.3.  Alat dan Bahan.
Alat dan bahan yang digunakan dalam acara Identifikasi Batuan Beku ini, dapat dilihat pada tabel 1. berikut :
Tabel 1. Nama Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Praktikum Identifikasi Batuan Beku.
No.
Alat dan Bahan
1.
Lup
2.
Buku Rock and Mineral
3.
Tabel Klasifikasi Batuan Beku

2.4.  Prosedur kerja.
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum acara Identifikasi Batuan Beku adalah sebagai berikut :
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Melakukan identifikasi batuan beku secara megaskopik/kasat mata berdasarkan sifat-sifat fisisnya :
·         Warnanya.
·         Teksturnya.
·         Strukturnya.
·         Komposisi mineral pembentuk batuan.
3.      Menentukan nama batuan yang diidentifikasi.
4.      Mengisi lembar data pengamatan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan  pada masing-masing batuan.



2.5.  Hasil Pengamatan.
Hasil pengamatan acara Identifikasi Batuan Beku adalah sebagai berikut :
Tabel 1.

No. Urut
1
No. Peraga
1
Warna
Hitam mengkilat, hijau kehitaman, dan kuning kehijauan
Sifat Batuan
Mafic/basa
Tekstur
Faneritik
Struktur
Masif
Komposisi Mineral
Amfibol, piroksen, olivine
Nama Batuan
Gabro

Tabel 2.

No. Urut
2
No. Peraga
2
Warna
Hitam mengkilat, hijau kehitaman, putih abu-abu, dan kuning-cokelat kemerahan
Sifat Batuan
Mafic/basa
Tekstur
Afanitik
Struktur
Jointing
Komposisi Mineral
Amfibol, piroksen, plagioclase, dan oksida besi
Nama Batuan
Basalt

Tabel 3.

No. Urut
3
No. Peraga
3
Warna
Abu-abu keputihan
Sifat Batuan
Intermediet
Tekstur
Afanitik
Struktur
Masif
Komposisi Mineral
Plagioclase, kuarsa
Nama Batuan
Riolit


Tabel 4.

No. Urut
4
No. Peraga
4
Warna
Hijau kehitaman, putih abu-abu, kuning-cokelat kemerahan
Sifat Batuan
Mafic/basa
Tekstur
Faneritik
Struktur
Masif
Komposisi Mineral
Piroksen, plagioclase, oksida besi
Nama Batuan
Diolit

2.6.  Pembahasan
Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan. Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan, dataran-dataran di benua hingga didalam cekungan dibawah permukaan laut. Kemanapun kita menoleh, maka akan selalu bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau batuan. Dari hasil pengamatan terhadap jenis-jenis batuan tersebut, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) batuan beku, (2) batuan sedimen, dan (3) batuan malihan atau metamorfis. Namun, pada percobaan kali ini kami hanya memfokuskan pembahasan pada masalah identifikasi batuan beku.
Sebelum kita membahas lebih jauh, terlebih dahulu kita akan membahas sedikit mengenai pengertian batuan beku itu sendiri. Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Konsekuensi dari praktikum acara Identifkasi Batuan Beku ini yaitu, kami dituntut agar mampu mengidentifikasi batuan beku, dan mampu mengklasifikasikan batuan beku. Oleh karena percobaan kali ini hanya berorientasi pada pengamatan secara megaskopik (kasat mata), maka perlu kiranya kita mengetahui sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi suatu batuan beku. Adapun sifat-sifat yang dimaksud yaitu : warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral pembentuk batuan beku itu sendiri.
Pada percoban yang pertama, kami mencoba mengidentifikasi sebuah sampel batuan beku yang kemudian diberi tanda nomor peraga 1. Berdasarkan pengamatan secara visual, hasil yang kami dapatkan yaitu, batuan beku dengan nomor peraga 1 tersebut memiliki kenampakan warna berupa warna hitam mengkilat, hijau kehitaman, dan kuning kehijauan. Warna tersebut mengindikasikan bahwa sampel tersusun atas beberapa mineral. Mineral-mineral yang dimaksud adalah amfibol, piroksen, dan olivine. Objek pengamatan selanjutnya yaitu sifat batuan. Berdasarkan kenampakan warna sampel yang cenderung gelap (warna : hitam) maka sifat yang batuan yang dimaksud adalah basa/mafic karena terbentuk pada suhu pembekuan yang cenderung tinggi. Sifat selanjutnya yaitu tekstur sampel. Hasil yang kami dapatkan berdasarkan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam sampel yaitu faneritik karena butiran-butiran mineral sampel dapat dilihat dengan mata telanjang. Sedangkan struktur yang dimiliki oleh sampel batuan tersebut adalah masif karena  berbentuk pejal, tanpa retakan maupun lubang gas. Dari semua hasil pengidentifikasian yang kami lakukan di atas, yang selanjutnya dari hasil-hasil tersebut kami sesuaikan dengan teori yang ada maka dapat kami simpulkan bahwa nama sampel batuan beku dengan nomor peraga 1 ini adalah gabro.
Percobaan selanjutnya yang kami lakukan yaitu pengidentifikasian terhadap sampel batuan beku yang ke dua dengan nomor peraga 2. Dengan cara dan metode yang sama terhadap pecobaan pertama, maka hasil yang kami dapatkan yaitu, kenampakan warna yang terkandung dalam sampel diantaranya adalah hitam mengkilat, hijau kehitaman, cokelat-kuning kemerahan, dan abu-abu. Kenampakan warna tersebut mengindikasikan bahwa sampel mineral yang dimaksud tersusun atas mineral amfibol, piroksen, oksida besi, dan plagioclase. Pengamatan selanjutnya terhadap sifat batuan, didapatkan hasil yaitu sampel batuan bersifat basa/mafic karena kenampakan warna yang ditunjukan cenderung gelap yang juga mengindikasikan bahwa batuan tersebut terbentuk pada temperatur pembekuan yang tinggi. Untuk sifat yang berikutnya yaitu tekstur batuan, hasil yang kami dapatkan adalah sampel tersebut memiliki tekstur afanitik karena butiran-butiran mineral yang terkandung didalamnya cenderung sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Selanjutnya, berdasarkan kenampakan wujud retakan yang terdapat pada sampel, maka dapat kami simpulkan bahwa struktur batuan yang dimaksud adalah jointing. Berdasarkan hasil pengidentifikasian yang kami dapatkan di laboratorium dengan pendekatan teori yang dapat dibuktikan kebenarannya, maka dapat disimpulkan bahwa sampel batuan beku dengan nomor peraga 2 ini bernama basalt.
Selanjutnya, pada percobaan ketiga yang kami lakukan terhadap sampel batuan beku dengan nomor urut peraga 3, cara-cara dan metode yang kami terapkan juga sama dengan dua percobaan sebelumnya. Kenampakan warna yang terkandung pada sampel yaitu putih susu dan putih abu-abu yang mengindikasikan bahwa sampel batuan beku tersebut tersusun atas mineral plagioclase dan kuarsa. Oleh karena warna yang nampak cenderung bersifat tidak terang dan juga tidak gelap, maka dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut bersifat intermediet dan terbentuk pada suhu pembekuan sedang. Tidak jauh berbeda dengan sampel yang kedua tadi, batuan beku yang diberi tanda nomor peraga 3 ini juga bertekstur afanitik karena butiran-butiran mineral yang dikandungnya sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (tidak kasat mata). Sedangkan berdasarkan kenampakan hubungan antar bagian sampel yang berbeda (strukturnya), batuan tersebut memiliki struktur masif karena kenampakan bentuknya yang pejal, tanpa retakan maupun lubang gas. Berdasarkan hasil pengidentifikasian yang kami dapatkan di laboratorium dengan pendekatan teori yang dapat dibuktikan kebenarannya, maka dapat disimpulkan bahwa sampel batuan beku dengan nomor peraga 3 ini bernama riolit.
Selanjutnya, pengidentifikasian berlangsung pada sampel yang terakhir yaitu batuan beku dengan nomor peraga 4, tentunya dengan langkah-langkah dan cara-cara yang sepenuhnya sama dengan tiga sampel sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk sampel yang terakhir ini sifat batuan yang paling mendekati yaitu basa/mafic karena kenampakan warna yang dikandungnya cenderung bersifat gelap yang terdiri dari hijau kehitaman, putih abu-abu, dan kuning kecokelatan. Berdasarkan kenampakan warna yang nampak tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan mineral-mineral yang dikandungnya terdiri dari mineral piroksen, plagioclase, dan oksida besi. Oleh karena butiran-butiran mineral yang terkandung dalam sampel dapat dilihat dengan mata telanjang, maka tekstur dari sampel batuan yang ketiga ini adalah faneritik. Sedangkan untuk strukturnya, karena sampel batuan tersebut berbentuk pejal, tidak terdapat retakan maupun lubang gas, maka dapat disimpulkan bahwa struktur batuan yang dimaksud adalah masif. Berdasarkan data hasil identifikasi yang dilakukan yang selanjutnya tetap harus berpedoman pada teori yang ada, maka kami dapat simpulkan bahwa sampel batuan beku dengan nomor peraga 4 ini bernama diorit.

2.7.  Kesimpulan.
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat yaitu, warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral pembentuk batuan. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di bawah permukan (intrusif) maupun di atas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unut-unit kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain.
2.8.  Saran.
Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam laporan ini adalah sebaikmya dalam setiap kegiatan praktikum, semua asisten yang telah diberikan kepercayaan penuh untuk membimbing kami selaku praktikan agar keterlambatannya dapat diminimalisir. Sehingga dengan keadaan seperti itu, akan timbul perasaan takut pada praktikan apabila terlambat untuk mengikuti jalannya praktikum. Sedangkan untuk setiap praktikan yang terlambat dalam mengikuti suatu kegiatan praktikum supaya diberikan sanksi yang tegas sebagai konsekuensi dari keterlambatan mereka agar dapat menumbuhkan efek jera, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan praktikum selanjutnya dapat berjalan kondusif sesuai dengan apa yang kita harapkan bersama.








DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Batuan Beku, http://beaprofesor.wordpress.com. Diakses pada tanggal 08 April 2013.
Anonim, 2013. Modul Praktikum Geologi Dasar, Universitas Haluoleo, Kendari.
Fytri, 2012. Pengantar Geologi, http://fhey-three.blogspot.com/2012/01/klasifikasi-batuan-beku.html. Diakses pada tanggal 08 April 2013.
Hamblin, 2004. The Earth’s Dynamic Systems, Pearson/Pentrice Hall, Upper Saddle River NJ.
Simon, 1988. Rocks and Minerals, Simon & Schuster Inc.,New York.


2 komentar:

  1. Play at Betway Casino Site - LuckyClub.live
    Welcome to Betway, the luckyclub world's favourite online sports betting company. Sign up and bet with us now for a guaranteed £10 Welcome Bonus. Rating: 4.6 · ‎Review by LuckyClub.live

    BalasHapus
  2. Casino Player Reviews - Jtmhub
    The review by players about casino games, bonuses, 과천 출장안마 payout 남양주 출장마사지 times, customer service, payment methods, payment 목포 출장안마 methods, bonuses and more. 사설토토 Rating: 4 · ‎4 광양 출장마사지 reviews

    BalasHapus