LAPORAN
PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR
ACARA
II
IDENTIFIKASI BATUAN BEKU
NAMA : HASRUL ABIDIN
STAMBUK :
F1H1 12 O13
PRODI : TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS :
MIPA
KELOMPOK :
III
1.
HASRUL
ABIDIN
2.
MIJAWATI
3.
WA
ODE ZAMRIANAS
4.
WIDYA
MEITA CHRISTIN
5.
NILUH
FRISTYA
6.
JEFRI
ADITOMO
ASISTEN : LISNA HERMAWATI
LABORATORIUM
KEBUMIAN
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2013
ACARA
2
IDENTIFIKASI
BATUAN BEKU
2.1. Tujuan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum Identifikasi Batuan Beku
adalah sebagai berikut :
1. Praktikan mampu mengidentifikasi batun beku.
2. Praktikan mampu mengklasifikasikan batuan beku.
2.2. Landasan
Teori
Identifikasi
batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan
tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi
nama batuan tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam
mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu:
1. Warna
2. Tekstur
3. Struktur
4. Komposisi mineral pembentuk batuan
Batuan
beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di bawah permukan
(intrusif) maupun di atas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku adalah
kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unut-unit kristal yang kecil yang
saling mengikat satu sama lain.
a. Warna
Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan beku
itu sendiri. Mineral-mineral tersebut biasanya dibedakan menjadi dua kelompok,
yakni: berwarna cerah (bersifat asam/ felsic) dan berwarna gelap (bersifat
basa/ mafic). Beberapa ciri warna pada mineral yang penting pada batuan beku:
·
Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki
belahan.
·
Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit,
bila
berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan
seperti lembaran-lembaran.
·
Feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama
ortoklas
(bidang belah tegak lurus/ 90o), bila berwarna putih abu-abu
diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar)
·
Olivin : hijau (butiran/ granular), atau biasanya
berwarna
kuning kehijauan seperti gula pasir.
·
Piroksen : hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
·
Amfibol : hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
·
Oksida
besi : kuning-coklat kemerahan.
b. Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan
dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan
dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau
sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan beku:
1.
Faneritik : bila butiran-butiran mineral dapat dilihat dengan mata
telanjang. Bila faneritik dengan ukuran yang
seragam, maka disebut faneritik granular.
2.
Afanitik : bila butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.
3.
Porfiritik : bila mineral butiran yang besar (fenokris-nya) dikelilingi
mineral-mineral yang berukuran butir lebih kecil
(massa dasar-nya)
4.
Glassy (gelas) : bila batuan beku tersusun
oleh gelas/ kaca.
5.
Fragmental : bila batuan beku terdiri dari fragmen (bagian-bagian) batuan
beku hasil erupsi gunung api.
c. Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian
batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan beku:
1.
Massif : bila batuan tersebut pejal, tanpa retakan maupun lubang gas.
2.
Jointing : bila batuan tampak memiliki retakan.
3.
Vesicular : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas.
4.
Aliran : bila batuan tersebut memiliki kesan orientasi sejajar seperti
aliran/ sisipan, baik oleh Kristal maupun lubang
gas.
5.
Amygdaloidal : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas
yang terisi
oleh mineral-mineral sekunder yang terbentuk
setelah pembekuan magma.
d. Komposisi Mineral
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada
poin pertama, praktikan telah dijelaskan berbagai macam warna mineral penyusun
batuan beku. Warna mineral sangat membantu para praktikan dalam mengetahui
jenis-jenis mineral apa saja yang ada pada batuan beku. Mineral-mineral yang
umum terdapat pada batuan beku, antara lain: kwarsa, mika, feldspar, olivine,
piroksen. Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf, antara lain:
kwarsa, mika, feldspar, karbonat, mineral lempung (Anonim, 2013 : 8-10)
Batuan beku adalah batuan
yang berasal dari pembekuan magma. Magma adalah massa batuan dalam
bentuk/keadaan cair, bersuhu sangat tinggi (10000C-20000C).
Magma berada dalam bumi pada suatu tempat yang disebut sebagai dapur magma.
Letak kedalaman, volume, dan sifat-sifat dapur magma bermacam-macam. Magma
umumnya mengandung bermacam-macam gas. Gas-gas yang ada dalam magma mempunyai
energi yang besar, sehingga mendorong magma ke atas hingga kadang-kadang
mencapai permukaan Bumi, seperti yang terjadi pada gunung api aktif yaitu
gunung merapi/gunung berapi. Komposisi mineral batuan beku tidak selalu sama
dengan magma asalnya karena ada kemungkinan bereaksi dengan batuan yang dilalui
atau yang diterobos (http://beaprofesor.wordpress.com)
Batuan beku adalah produk
akhir dari konsolidasi magma, magma cair dengan komposisi dasar silikat, kaya
unsur volatile dan terbentuk di bawah permukaan Bumi/dalam Bumi oleh massa yang
solid. Pencairan sebagian lapisan Bumi berlangsung di bawah kerak (mantel),
tempat kita hidup yang menghasilkan magma primer, biasanya dengan komposisi
berupa basaltik yang datang ke permukaan Bumi dengan cara letusan (batuan
vulkanik/ekstrusif) atau dengan injeksi ke lapisan atau celah di kerak pada
kedalaman tertentu. Magma lainnya, berasal dari lelehan basaltik melalui proses
diferensiasi. Sebaliknya , massa batuan asal saat berada di permukaan perlahan-lahan
tenggelam ke kedalaman tertentu karena posisinya yang berada di luar
equillibrium isostatic dan dapat mencapai suhu dan tekanan dimana beberapa
mineral dengan titik leleh rendah yang menyatu atau meleleh, dan inilah yang
dinamakan massa magmatik yang kemudian menghasilkan batuan beku baru
(simon,1988:415-416)
Ada delapan mineral yang umum di
jumpai di batuan beku dan biasa disebut sebagai mineral batuan beku
(igneous mineral). Mineral-mineral tersebut dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu: Mineral Asam = Felsic Minerals = Nonferromagnesian
silicates. Mineral-mineral ini tersusun atas unsur silica dan alumina. Mineral
ini berwarna cerah dan umumnya disebut mineral asam (felsik), kecuali
plagioklas Ca. Mineral-mineral tersebut adalah: Kuarts, Muskovit, Feldspar
Ortoklas, dan Feldspar Plagioklas. Dan mineral Basa = Mafic Minerals =
Ferromanesian minerals. Mineral-mineral yang tersusun oleh unsur-unsur besi,
magnesium dan kalsium, berwarna gelap dan biasa disebut mineral basa (mafik).
Mineral-mineral tersebut adalah: Biotit, Olivine, Piroksin, Hornblende (http://fhey-three.blogspot.com)
“Igneous rocks are records of the
thermal history of Earth.Their origin is closely associated with the movement
of tectonic plates, and they play an important role in the spreading of seafloor,
the origin of mountains, and the evolution of continents.The best-known
examples of igneous activity are volcanic eruptions, in which liquid rock
material works its way to the surface and erupts from volcanic fissures and
vents such as those shown above. Less obvious, although just as important, are
the enormous volumes of liquid rock that never reach the surface but remain
trapped in the crust, where they cool and solidify”.
Artinya : Batuan beku adalah
arsip/genesa dari sejarah yang berkenaan dengan panas tentang asal terbentuknya
Bumi . Batuan beku tersebut lekat hubungannya dengan pergerakan plat/lempeng
tektonis, dan berperan penting dalam penyebaran seafloor/lantai samudera, asal
dari pegunungan, dan contoh/simulasi evolusi dari benua-benua. Yang paling
penting untuk diketahui dari batuan beku adalah terbentuk dari aktivitas
letusan volkanis, di mana batuan cair
(magma) berusaha menerobos perbentengan material kulit bumi/permukaan dan
meletus melewati celah-celah sempit pada
lapisan kulit bumi seperti yang tertera di atas.
Kenyataan yang tidak kalah penting, adalah volume yang mahabesar
dari batuan beku cair yang tidak pernah menjangkau permukaan, melainkan terjerat dan mengeras di kulit Bumi,,
di mana mereka mengalami proses kristalisasi (Hamblin, 2004:80)
2.3. Alat dan Bahan.
Alat dan bahan yang
digunakan dalam acara Identifikasi Batuan Beku ini, dapat dilihat pada tabel 1.
berikut :
Tabel 1.
Nama Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Praktikum Identifikasi Batuan Beku.
No.
|
Alat
dan Bahan
|
1.
|
Lup
|
2.
|
Buku
Rock and Mineral
|
3.
|
Tabel
Klasifikasi Batuan Beku
|
2.4. Prosedur kerja.
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum acara Identifikasi
Batuan Beku adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Melakukan identifikasi batuan beku secara megaskopik/kasat mata berdasarkan
sifat-sifat fisisnya :
·
Warnanya.
·
Teksturnya.
·
Strukturnya.
·
Komposisi mineral
pembentuk batuan.
3. Menentukan nama batuan yang diidentifikasi.
4. Mengisi lembar data pengamatan berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan pada masing-masing batuan.
2.5.
Hasil
Pengamatan.
Hasil
pengamatan acara Identifikasi Batuan Beku adalah sebagai berikut :
Tabel
1.
No. Urut
|
1
|
No. Peraga
|
1
|
Warna
|
Hitam mengkilat,
hijau kehitaman, dan kuning kehijauan
|
Sifat Batuan
|
Mafic/basa
|
Tekstur
|
Faneritik
|
Struktur
|
Masif
|
Komposisi
Mineral
|
Amfibol, piroksen,
olivine
|
Nama Batuan
|
Gabro
|
Tabel
2.
No.
Urut
|
2
|
No.
Peraga
|
2
|
Warna
|
Hitam mengkilat, hijau kehitaman,
putih abu-abu, dan kuning-cokelat kemerahan
|
Sifat
Batuan
|
Mafic/basa
|
Tekstur
|
Afanitik
|
Struktur
|
Jointing
|
Komposisi
Mineral
|
Amfibol, piroksen,
plagioclase, dan oksida besi
|
Nama
Batuan
|
Basalt
|
Tabel
3.
No.
Urut
|
3
|
No.
Peraga
|
3
|
Warna
|
Abu-abu keputihan
|
Sifat
Batuan
|
Intermediet
|
Tekstur
|
Afanitik
|
Struktur
|
Masif
|
Komposisi
Mineral
|
Plagioclase, kuarsa
|
Nama
Batuan
|
Riolit
|
Tabel
4.
No.
Urut
|
4
|
No.
Peraga
|
4
|
Warna
|
Hijau kehitaman,
putih abu-abu, kuning-cokelat kemerahan
|
Sifat
Batuan
|
Mafic/basa
|
Tekstur
|
Faneritik
|
Struktur
|
Masif
|
Komposisi
Mineral
|
Piroksen,
plagioclase, oksida besi
|
Nama
Batuan
|
Diolit
|
2.6.
Pembahasan
Pengetahuan
atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan. Diawali dengan
mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian bagaimana hingga
batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan, dataran-dataran di benua
hingga didalam cekungan dibawah permukaan laut. Kemanapun kita menoleh, maka
akan selalu bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau batuan. Dari
hasil pengamatan terhadap jenis-jenis batuan tersebut, kita dapat
mengelompokkannya menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) batuan beku, (2)
batuan sedimen, dan (3) batuan malihan atau metamorfis. Namun, pada percobaan
kali ini kami hanya memfokuskan pembahasan pada masalah identifikasi batuan beku.
Sebelum
kita membahas lebih jauh, terlebih dahulu kita akan membahas sedikit mengenai
pengertian batuan beku itu sendiri. Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa
Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma
yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan
setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.
Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut:
kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari
700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di
bawah permukaan kerak bumi.
Konsekuensi
dari praktikum acara Identifkasi Batuan Beku ini yaitu, kami dituntut agar
mampu mengidentifikasi batuan beku, dan mampu mengklasifikasikan batuan beku.
Oleh karena percobaan kali ini hanya berorientasi pada pengamatan secara
megaskopik (kasat mata), maka perlu kiranya kita mengetahui sifat fisika dan
kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi suatu batuan beku. Adapun
sifat-sifat yang dimaksud yaitu : warna, tekstur, struktur, dan komposisi
mineral pembentuk batuan beku itu sendiri.
Pada
percoban yang pertama, kami mencoba mengidentifikasi sebuah sampel batuan beku
yang kemudian diberi tanda nomor peraga 1. Berdasarkan pengamatan secara
visual, hasil yang kami dapatkan yaitu, batuan beku dengan nomor peraga 1
tersebut memiliki kenampakan warna berupa warna hitam mengkilat, hijau
kehitaman, dan kuning kehijauan. Warna tersebut mengindikasikan bahwa sampel
tersusun atas beberapa mineral. Mineral-mineral yang dimaksud adalah amfibol,
piroksen, dan olivine. Objek pengamatan selanjutnya yaitu sifat batuan.
Berdasarkan kenampakan warna sampel yang cenderung gelap (warna : hitam) maka
sifat yang batuan yang dimaksud adalah basa/mafic karena terbentuk pada suhu
pembekuan yang cenderung tinggi. Sifat selanjutnya yaitu tekstur sampel. Hasil
yang kami dapatkan berdasarkan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam
sampel yaitu faneritik karena butiran-butiran mineral sampel dapat dilihat
dengan mata telanjang. Sedangkan struktur yang dimiliki oleh sampel batuan
tersebut adalah masif karena berbentuk
pejal, tanpa retakan maupun lubang gas. Dari semua hasil pengidentifikasian
yang kami lakukan di atas, yang selanjutnya dari hasil-hasil tersebut kami
sesuaikan dengan teori yang ada maka dapat kami simpulkan bahwa nama sampel
batuan beku dengan nomor peraga 1 ini adalah gabro.
Percobaan
selanjutnya yang kami lakukan yaitu pengidentifikasian terhadap sampel batuan
beku yang ke dua dengan nomor peraga 2. Dengan cara dan metode yang sama
terhadap pecobaan pertama, maka hasil yang kami dapatkan yaitu, kenampakan warna
yang terkandung dalam sampel diantaranya adalah hitam mengkilat, hijau
kehitaman, cokelat-kuning kemerahan, dan abu-abu. Kenampakan warna tersebut
mengindikasikan bahwa sampel mineral yang dimaksud tersusun atas mineral
amfibol, piroksen, oksida besi, dan plagioclase. Pengamatan selanjutnya
terhadap sifat batuan, didapatkan hasil yaitu sampel batuan bersifat basa/mafic
karena kenampakan warna yang ditunjukan cenderung gelap yang juga
mengindikasikan bahwa batuan tersebut terbentuk pada temperatur pembekuan yang
tinggi. Untuk sifat yang berikutnya yaitu tekstur batuan, hasil yang kami
dapatkan adalah sampel tersebut memiliki tekstur afanitik karena
butiran-butiran mineral yang terkandung didalamnya cenderung sangat halus
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Selanjutnya, berdasarkan
kenampakan wujud retakan yang terdapat pada sampel, maka dapat kami simpulkan
bahwa struktur batuan yang dimaksud adalah jointing. Berdasarkan hasil
pengidentifikasian yang kami dapatkan di laboratorium dengan pendekatan teori
yang dapat dibuktikan kebenarannya, maka dapat disimpulkan bahwa sampel batuan
beku dengan nomor peraga 2 ini bernama basalt.
Selanjutnya,
pada percobaan ketiga yang kami lakukan terhadap sampel batuan beku dengan
nomor urut peraga 3, cara-cara dan metode yang kami terapkan juga sama dengan
dua percobaan sebelumnya. Kenampakan warna yang terkandung pada sampel yaitu
putih susu dan putih abu-abu yang mengindikasikan bahwa sampel batuan beku
tersebut tersusun atas mineral plagioclase dan kuarsa. Oleh karena warna yang
nampak cenderung bersifat tidak terang dan juga tidak gelap, maka dapat
disimpulkan bahwa sampel tersebut bersifat intermediet dan terbentuk pada suhu
pembekuan sedang. Tidak jauh berbeda dengan sampel yang kedua tadi, batuan beku
yang diberi tanda nomor peraga 3 ini juga bertekstur afanitik karena
butiran-butiran mineral yang dikandungnya sangat halus sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang (tidak kasat mata). Sedangkan berdasarkan
kenampakan hubungan antar bagian sampel yang berbeda (strukturnya), batuan
tersebut memiliki struktur masif karena kenampakan bentuknya yang pejal, tanpa
retakan maupun lubang gas. Berdasarkan hasil pengidentifikasian yang kami
dapatkan di laboratorium dengan pendekatan teori yang dapat dibuktikan
kebenarannya, maka dapat disimpulkan bahwa sampel batuan beku dengan nomor
peraga 3 ini bernama riolit.
Selanjutnya,
pengidentifikasian berlangsung pada sampel yang terakhir yaitu batuan beku
dengan nomor peraga 4, tentunya dengan langkah-langkah dan cara-cara yang
sepenuhnya sama dengan tiga sampel sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, maka
untuk sampel yang terakhir ini sifat batuan yang paling mendekati yaitu
basa/mafic karena kenampakan warna yang dikandungnya cenderung bersifat gelap
yang terdiri dari hijau kehitaman, putih abu-abu, dan kuning kecokelatan.
Berdasarkan kenampakan warna yang nampak tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kandungan mineral-mineral yang dikandungnya terdiri dari mineral piroksen,
plagioclase, dan oksida besi. Oleh karena butiran-butiran mineral yang
terkandung dalam sampel dapat dilihat dengan mata telanjang, maka tekstur dari
sampel batuan yang ketiga ini adalah faneritik. Sedangkan untuk strukturnya,
karena sampel batuan tersebut berbentuk pejal, tidak terdapat retakan maupun
lubang gas, maka dapat disimpulkan bahwa struktur batuan yang dimaksud adalah
masif. Berdasarkan data hasil identifikasi yang dilakukan yang selanjutnya
tetap harus berpedoman pada teori yang ada, maka kami dapat simpulkan bahwa
sampel batuan beku dengan nomor peraga 4 ini bernama diorit.
2.7.
Kesimpulan.
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang
suatu batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan
jelas memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal
dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat yaitu,
warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral pembentuk batuan. Batuan beku
adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di bawah permukan
(intrusif) maupun di atas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku adalah
kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unut-unit kristal yang kecil yang
saling mengikat satu sama lain.
2.8. Saran.
Adapun saran
yang dapat saya ajukan dalam laporan ini adalah sebaikmya dalam setiap kegiatan
praktikum, semua asisten yang telah diberikan kepercayaan penuh untuk
membimbing kami selaku praktikan agar keterlambatannya dapat diminimalisir.
Sehingga dengan keadaan seperti itu, akan timbul perasaan takut pada praktikan
apabila terlambat untuk mengikuti jalannya praktikum. Sedangkan untuk setiap
praktikan yang terlambat dalam mengikuti suatu kegiatan praktikum supaya
diberikan sanksi yang tegas sebagai konsekuensi dari keterlambatan mereka agar
dapat menumbuhkan efek jera, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
selanjutnya dapat berjalan kondusif sesuai dengan apa yang kita harapkan
bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Modul Praktikum
Geologi Dasar, Universitas Haluoleo, Kendari.
Fytri, 2012. Pengantar Geologi, http://fhey-three.blogspot.com/2012/01/klasifikasi-batuan-beku.html. Diakses pada tanggal 08 April
2013.
Hamblin,
2004. The Earth’s Dynamic Systems, Pearson/Pentrice Hall, Upper Saddle River NJ.
Simon,
1988. Rocks and Minerals, Simon &
Schuster Inc.,New York.
Play at Betway Casino Site - LuckyClub.live
BalasHapusWelcome to Betway, the luckyclub world's favourite online sports betting company. Sign up and bet with us now for a guaranteed £10 Welcome Bonus. Rating: 4.6 · Review by LuckyClub.live
Casino Player Reviews - Jtmhub
BalasHapusThe review by players about casino games, bonuses, 과천 출장안마 payout 남양주 출장마사지 times, customer service, payment methods, payment 목포 출장안마 methods, bonuses and more. 사설토토 Rating: 4 · 4 광양 출장마사지 reviews